Sabtu, 19 September 2015

MENATA PIKIRAN REMAJA

 Oleh:  Ust. Fauzil Adhim
            (Pakar Parenting)

Tiga hal yang sedang berkembang dalam diri remaja.  Pertama, pertanyaan mendasar mereka tentang agama, terutama bila dibesarkan dengan perintah tanpa membangun cara berpikirnya tentang Tuhan.  Mereka hanya dikenalkan aturan tanpa memperoleh pendidikan akidah memadai.  Kedua, mereka sedang ingin menunjukkan otoritas dan kemampuannya, bahwa mereka bertanggung jawab penuh atas dirinya sendiri.  Ketiga, timbulnya ketertarikan terhadap lawan jenis dan ingin memiliki ikatan emosi yang bersifat khusus.
John W Santrock dalam Adolescence (2001) menyebutkan, ada banyak remaja mengalami krisis identitas sehingga tidak sedikit yang berperilaku aneh.  Tapi ada pula yang tidak mengalami krisis identitas, mereka memasuki masa remaja dengan identitas sangat kokoh.  Hal ini bukanlah kebetulan karena sebelum memasuki masa remaja, mereka telah memiliki orientasi hidup yang benar, tujuan hidup yang jelas dan nilai-nilai yang kuat.
Dari tiga diatas, mana yang paling berpengaruh terhadap kehidupan remaja, sangat tergantung kepada bagaimana mereka dibesarkan (baik oleh orang tua maupun guru), apa yang paling sering mereka perhatikan, terpaan media serta nilai-nilai utama yang paling sering mereka terima (dari buku, orang tua, guru dan lingkungan)
Jika sekolah secara terencana memiliki penghargaan yang tinggi terhadap usaha yang gigih, maka remaja akan cenderung lebih mengembangkan kompetensi, kreativitas dan kapasitasnya untuk mandiri. Namun jika sebaliknya, maka krisis identitas mudah terjadi, ketertarikan  terhadap lawan jenis beserta turunannya berkembang lebih pesat daripada aspek lainnya.
Pada dasarnya tiga hal tersebut perlu mendapat perhatian dari para pendidik.  Jika aspek pertama berkembang baik sehingga pertanyaan mendasar tentang agama mendapatkan jawaban memuaskan, mereka akan tumbuh menjadi manusia idealis.  Jika sekolah mampu membangun budaya belajar yang kuat, mereka akan tumbuh sebagai manusia yang kaya gagasan, penuh inovasi dan memiliki keberanian tinggi untuk berusaha dan siap menghadapi kegagalan.  Inilah bekal berharga menjadi manusia tangguh dan sukses.  Adapun dorongan terhadap lawan jenis, dengan pembinaan yang tepat, akan timbul kesiapan berumah tangga, orientasi berkeluarga, penghormatan terhadap orang tua dan rasa tanggung jawab terhadap yang usianya lebih muda.

Sumber: Majalah Hadila Edisi 94, April 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar