Minggu, 30 Juni 2013

WISATA MUSEUM YOGYAKARTA




MUSEUM SONOBUDOYO


Museum Sonobudoyo terletak di jalan Trikora No. 6 Yogyakarta, berseberangan dengan alun-alun utara Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.  Cikal bakal berdirinya museum ini adalah Java Institut, yaitu sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang kebudayaan Jawa, Madura, Bali dan Lombok yang didirikan di Surakarta pada tahun 1919 dengan tugas pokok kegiatannya membantu kegiatan pelestarian dan pengembangan kebudayaan pribumi (de insheemsche cultuur) yang mencakup wilayah Jawa, Madura, Bali dan Lombok.

Tanah untuk bangunan museum merupakan hadiah dari Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dan dimulai dengan pembangunan pendapa kecil dengan candra sengkala "Buta Ngrasa Esthining Lata" yang bermakna tahun 1865 Jawa atau 1934 Masehi.   Peresmian museum ini dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tanggal 6 Nopember 1935 dengan candra sengkala " Kayu Winayang ing Brahmana Budha", yaitu angka tahun 1866 Jawa atau 1935 Masehi.

Bangunan gedung museum direncanakan oleh Ir. Th. Karsten serta pengawas dan penasehat Ir.L.J. Moens di atas tanah seluas 7.867 meter persegi.

Koleksi museum berjumlah kurang lebih 43.263 buah dan diklasifikasikan dalam 10 jenis koleksi, yaitu: koleksi Geologika, koleksi Biologika, koleksi Etnografika, koleksi Arkeologika, koleksi Historika, koleksi Numismatika/Heraldika, koleksi Filologika, koleksi Keramologika, koleksi Seni Rupa dan koleksi Teknologika.

Fasilitas yang mendukung antara lain perpustakaan, gedung pertemuan, mushola, pagelaran wayang kulit durasi singkat setiap malam, tempat parkir kendaraan dan toilet.

MUSEUM DIRGANTARA MANDALA

Museum ini diresmikan tanggal 4 April 1969  di jalam Tanah Abang, Bukit Jakarta oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana Udara Rusmin Nuryadin.  Bulan Nopember 1977 dipindahkan dan digabungkan dengan museum Ksatrian AAU (Akademi Angkatan Udara) di pangkalan Adi Sucipto Yogyakarta.  Tanggal 29 Juli 1978 diresmikan sebagai museum pusat TNI AU "Dirgantara Mandala".  Tahun 1984 museum dipindahkan ke Wonocatur, tepatnya ke sebuah gedung bekas pabrik gula yang dibangun semasa penjajahan Belanda.

Memasuki usia ke-35, Museum Pusat TNI AU "Dirgantara Mandala" telah memiliki koleksi sejumlah 10.000 buah, 36 pesawat terbang, 1.000 foto, 28 diorama, lukisan-lukisan, tanda kehormatan, pakaian dinas, dan sejumlah koleksi buku yang disimpan di perpustakaan.  Koleksi master piece adalah replika pesawat Dakota VT-CLA milik perusahaan penerbangan India yang ditembak jatuh di daerah Ngotho, Bantul oleh Belanda ketika hendak mendarat di Maguwo Yogyakarta.

Untuk menunjang kenyamanan pengunjung, museum ini dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti:  perpustakaan, auditorium, tempat parkir, mushola dan toilet.

MUSEUM LUKIS AFFANDI

 Museum yang terletak di jalan Laksda Adi Sucipto 167 ini memiliki 3 gedung ruang pameran.  Pada tahun 1962 Affandi membangun gedung ruang pameran pertama untuk memamerkan karya-karyanya.  Pada tahun 1974 diresmikan oleh Dirjen Kebudayaan Prof. Ida Bagus Mantra.  Ruang pameran kedua dibangun atas bantuan pemerintah tahun 1987 dan diresmikan tanggal 9 Juni 1988 oleh Mendikbud Prof. Fuad Hasan.  Sementara ruan pameran ketiga dibangun oleh Yayasan Affandi tahun 1997 dan diresmikan tanggal 18 Mei 2000 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X.  Konsep dan desain bangunan yang menyerupai lembaran daun pisang dibuat sendiri oleh Affandi yang terinspirasi dari pengalaman masa kecil.

Affandi yang mendapat julukan "Pelukis Maestro" tingkat dunia mempunyai koleksi sebagian besar berupa lukisan kertas, cat air, pastel dan cat minyak sejumlah sekitar 300 buah.  Affandi juga mengoleksi lukisan karya teman-teman seprofesinya, seperti lukisan Sudjojono, Hendra Gunawan, Barli, Muchtar Apin, Popo Iskandar dan lain-lain.  Koleksi lain museum Affandi adalah sedan Mitsubishi Gallant tahun 1975, sepeda Reliegh tahun 1975, lukisan keluarga milik maryanti, Kartika, Rukmini, Juki Affandi dan sebagainya.

Museum Affandi memiliki beberapa fasilitas antara lain: galeri, sanggar, kolam renang, kafe, perpustakaan, toko souvenir, tempat parkir dan toilet.

MUSEUM BATIK YOGYAKARTA

Sebagian koleksi di Museum Batik

 

Museum Batik terletak di jalan Dr. Sutomo No. 13 Yogyakarta.  Museum ini berdiri atas prakarsa bapak Hadi Nugroho sekeluarga yang merasa tergugah ketika banyak wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara mencari barang-barang antik, khususnya batik.  Kemudian beliau memulainya dengan mengumpulkan koleksi dari tiga generasi; eyang, orang tua dan beliau sendiri.

Keluarga Hadi Nugroho adalah keturunan pengusaha batik jaman dahulu sehingga banyak barang-barang yang mash tersimpan denga baik, diantaranya peralatan membatik, bahan-bahan batik dan kain batik. Barang-barang ini kemudian dikumpulkan dan dijadikan koleksi pribadinya.

Museum batik didirikan pada tanggal 12 Mei 1977, dengan akta notaris No. 22 tanggal 25 Mei 1977 dan pejabat pembuat akte Daliso Rudianto, SH.

Bangunan Museum Batik Yogyakarta menempati areal seluas 400 meter persegi.  Luas tanah seluruhnya 600 meter persegi, merupakan rumah tinggal keluarga Hadi Nugroho.

Koleksi yang dimiliki beranekaragam kain panjang, sarung, selendang, tokwi/taplak tutup meja sesaji dan sebagainya.  Disamping itu ada bermacam-macam peralatan membatik.  Koleksi tertua dari museum ini berupa kain batik yang diproduksi tahun 1780.

Dalam perkembangannya selain benda-benda koleksi di atas juga terdapat koleksi karya sulan acak buah karya ibu Dewi Nugroho.  Karya sulaman ini dibuat ketika beliau merawat suaminya (Hadi Nugroho) saat sedang sakit.  Semua karya sulam acak ini dipamerkan di ruang sulaman yang berada di komplek Museum Batik Yogyakarta.



Sumber:  Barahmus DIY. Selayang Pandang. 2004. Yogyakarta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar