Minggu, 02 Maret 2014

CANDI PRAMBANAN

Candi Prambanan merupakan peninggalan agama Hindu terbesar di kawasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.  Candi Prambanan merupakan kompleks percandian dengan candi induk menghadap ke arah timur.  Bentuknya secara keseluruhan menyerupai gunungan pada wayang kulit. Tinggi puncak candi mencapai 47 meter.

Agama Hindu mengenal Tri Murti, yang terdiri dari Dewa Brahma sebagai Pencipta, Dewa Wishnu sebagai sang pemelihara dan Dewa Shiwa sebagai sang Perusak.

Bilik utama dari candi induk di kompleks candi Prambanan ditempati oleh
Candi Shiwa
Dewa Shiwa sebagai Mahadewa sehingga dapat disimpulkan bahwa candi Prambanan merupakan candi Shiwa.


Candi Prambanan atau candi Shiwa ini juga sering disebut sebagai candi Roro Jonggrang, berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang atau gadis yang jangkung, putri Ratu Boko, yang membangun kerajaannya di atas bukit di sebelah selatan kompleks candi Prambanan.

Bagian tepi candi dibatasi dengan pagar langkan, yang dihiasi dengan relief Ramayana yang dapat dinikmati bilamana kita berperadaksina (berjalan mengelilingi candi dengan pusat candi selalu di sebelah kanan kita) melalui lorong itu.  Cerita itu berlanjut pada pagar langkan candi Brahma yang terletak di sebelah kiri (sebelah kanan) candi induk.  Sedang pada pagar langkan candi Wishnu yang terletak di sebelah kanan (sebelah utara) candi induk, terpahat relief cerita Kresnadipayana yang menggambarkan kisah masa kecil prabu Kresna sebagai penjelmaan (titisan) Dewa Wishnu dalam membasmi keangkaramurkaan yang hendak melanda dunia.



Bilik candi induk yang menghadap ke arah utara berisi patung Durga, permaisuri Dewa Shiwa, tetapi umumnya masyarakat menyebutnya sebagai patung Roro Jonggrang, yang menurut legenda patung batu itu adalah sebelumnya adalah tubuh hidup dari putri cantik itu, yang dikutuk oleh ksatria Bandung Bondowoso untuk melengkapi kesanggupannya menciptakan seribu buah patung dalam waktu semalam.

Candi Brahma dan candu Wishnu yang kini sudah selesai pemugarannya masing-masing hanya memiliki satu buah bilik yang ditempati oleh patung dewa-dewa yang bersangkutan. Dihadapan ketiga candi dari Dewa Trimurti itu terdapat tiga buah candi yang berisi wahana (kendaraan) ketiga dewa tersebut. Ketiga candi itu kini sudah dipugar dan hanya candi yang tengah (di depan candi Shiwa) yang masih berisi patung seekor lembu bernama Nandi, kendaraan Dewa Shiwa.

Patung angsa sebagai kendaraan Brahma dan patung Garuda sebagai kendaraan Wishnu yang diperkirakan dahulu mengisi bilik-bilik candi yang terletak di hadapan candi kedua Dewa itu, kini telah dipugar.

Keenam candi itu merupakan dua kelompok yang saling berhadapan, terletak pada sebuah halaman berbentuk bujur sangkar, dengan sisi sepanjang 110 meter.  Didalam halaman masih berdiri candi-candi lain, yaitu dua buah candi pengapit dengan ketinggian 16 meter yang saling berhadapan, yang sebuah berdiri di sebelah utara dan yang lain berdiri di sebelah selatan, 4 buah candi kelir dan 4 buah candi sudut.

Halaman dalam yang dianggap masyarakat Hindu sebagai halaman paling sakral ini, terletak di tengah halaman tengah yang mempunyai sisi 222 meter, dan pada mulanya berisi candi-candi perwara sebanyak 224 buah berderet-deret mengelilingi halaman dalam 3 baris.  Di luar halamn tengah ini masih  terdapat halaman luar yang berbentuk segi empat dengan sisi sepanjang 390 meter.

Kompleks candi Prambanan dibangun oleh raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad ke-9 dan kini merupakan obyek wisata yang dapat dikunjungi setiap hari antara pukul 06.00 - 18.00 WIB.

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi DIY.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar